Kamis, 18 April 2013

Bahasa Jawa Kromo punah pada 2050

 Saat ini sangat sulit menjumpai anak-anak berkomunikasi menggunakan bahasa jawa kromo inggil (Jawa Halus). Bahasa kromo yang seharusnya digunakan kepada yang lebih tua tak pernah anak-anak lakukan. Bahkan berkomunikasi dengan kedua orang tuapun menggunakan bahasa ngoko(Jawa Kasar). Sehingga mereka terkesan tak mempunyai rasa hormat.
Bukan hanya bahasa Kromo,Bahasa ngoko pun sudah mulai ditinggalkan sebagian masyarakat Jawa. Saat ini hampir semua orangtua di kota-kota Jawa Tengah mengajari bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi keluarga sehari-hari, meski sang orangtua seorang jawa tulen. Sangat berbeda dengan duapuluh tahun lalu saat kedua orang tua saya mengajari bahasa jawa kromo kepada saya. Maka tak heran anak-anak sekarang bagai kacang yang lupa dengan kulit.
Bila seluruh Balita sekarang tak ada yang berkomunikasi dengan bahasa kromo, bukan mustahil dua generasi akan datang tak dapat lagi kita jumpai bahasa jawa Kromo. Sungguh sangat memprihatinkan bila kelak masyarakat kita belajar bahasa Jawa di Suriname, bukan di Indonesia yang notabene negeri asal bahasa Jawa.Melihat realita diatas, sudah selayaknya kita terus melestarikan bahasa Jawa tanpa meninggalkan rasa nasionalisme kita.

Senin, 15 April 2013

Derita Lion Air, Berkah Pejudi Togel


Kecelakaan pesawat Lion Air akhir pekan kemarin menjadi berkah tersendiri bagi pejudi Togel. Sepeti peristiwa-peristiwa kecelakaan yang lain, pejudi togel juga menganalisis semua angka yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut. Mulai dari tanggal kejadian kecelakaan (13-4-2013), hari pasaran kejadian (Sabtu Pahing), nomor penerbangan (JT-904) hingga jam kejadian (15 59 WITA) menjadi target pemasangan nomor togel.
Cara kerja merekapun sangat unik. Sebagai contoh pejudi togel di daerah Jawa Tengah, mereka lebih tertarik menganalisis angka hari pasaran (Sabtu Pahing). Dalam perhitungan jawa, Hari sabtu berarti angka sembilan sedangkan pasaran Pahing berarti angka sembilan juga. Merekapun segera mengotak-atik angka-angka tersebut hingga menghasilkan kombinasi 2 angka, 3 angka atau 4 angka yang mereka yakini akan keluar.
Bagi sebagian pejudi togel Jawa Tengah, setiap kejadian aneh seperti kecelakaan dan kematian akan dianalisis. Maka tak heran apabila mereka menjumpai kecelakaan motor, hal pertama yang akan mereka selamatkan adalah plat nomor untuk dilihat nomor polisi kendaraan tersebut dan kemudian dianalisas. Bahkan bila ada sepasang pengantin baru, mereka akan menanyakan nomor togel meskipun sang pengantin tak tahu togel. Sunguh realita yang memprihatinkan, semoga para pejudi togel segera insyaf dan bekerja secara halal.

Jumat, 12 April 2013

Andai koruptor hambalang sejantan KOPASSUS

Tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oknum KOPASSUS beberapa waktu lalu memang tak pernah bisa dibenarkan di Negara hukum. Namun ada sedikit hal yang patut diapresiasi dari peristiwa tersebut. Pasca kejadian, oknum-oknum tersebut secara jantan mengakui perbuatannya dan siap diadili secara militer serta siap mendapat sanksi dari kesatuan.
            Sikap jantan oknum tersebut sangat sulit kita jumpai pada petinggi negeri ini. Setiap oknum petinggi negeri ini melakukan tindakan korupsi pasti selalu melempar kesalahan tanpa ada satupun yang mengakui. Dalam kasus Hambalang, tak ada yang sejantan oknum KOPASSUS. Bahkan mereka terkesan saling lempar kesalahan.
            Pernah kawan saya berkomentar jika koruptor di negeri ini sejantan oknum KOPASSUS, bisa jadi pejabat negeri ini akan habis. Bisa jadi seperti itu tapi saya kurang setuju dengan komentar itu, karena menurut saya tak semua pejabat negeri ini seperti itu. Tapi memang mencari pejabat yang “benar” di negeri ini bagai 1: 1.000. Mungkin alasan ini juga yang menjadi penyebab kemenangan Golput di tiap PILKADA akhir-akhir ini.
            Semoga Parpol peserta pemilu 2014 dapat memberi pilihan kader-kader terbaik yang bersih dan amanah sehingga tak tercipta koruptor-koruptor baru. Salam jari tengah untuk Para koruptor pemakan uang rakyat !

Sabtu, 06 April 2013

Wali Murid Dipaksa Miskin

Hampir semua mahasiswa reguler berharap mendapat beasiswa. Berbagai pintu beasiswapun tersedia oleh pemerintah maupun swasta. Tiap beasiswa mensyaratkan calon penerima beasiswa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan tiap pemberi beasiswa berbeda-beda diantaranya Harus memenuhi IPK tertentu, aktif Organisasi, berprestasi dibidang olahraga maupun akademik, ataupun dari keluarga tidak mampu yang dibuktikan dengan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu).
            Dikti (Direktorat perguruan tinggi) mewakili pemerintah memberikan berbagai beasiswa, diantaranya BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) dengan syarat IPK minimal 2,5 (skala 4) dan PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dengan IPK minimal 3,0 (skala 4). Tentunya hal ini sangat memberi efek positif pada mahasiswa calon penerima beasiswa, sehingga mereka lebih terpacu lebih giat belajar, berorganisasi, dan berprestasi dibidang akademik maupun nonakademik.
Masalah mulai muncul mana kala Dikti mensyaratkan penerima beasiswa PPA harus menyertakan SKTM. Selain itu mereka juga harus berIPK diatas 3,00 (Skala 4). Sebagian kalangan mahasiswa beranggapan bahwa beasiswa ini mengajarkan mahasiswa “memiskinkan diri” karena banyak penerima PPA yang berasal dari keluarga mampu terpaksa membuat SKTM untuk mendapatkan beasiswa. Beasiswa ini merupakan indikasi bahwa Dikti mengapresiasi kemiskinan mahasiswa bukan prestasi mahasiswa.
Hal ini sangat berbeda dengan kondisi di sebagian negara maju yang sangat malu mengatakan bahwa dia tidak mampu. Semoga di negeri ini masih ada sedikit orang tua idealis yang hanya akan membuat SKTM ketika sudah terpaksa.

Rabu, 03 April 2013

Judi togel sengaja “dipelihara”


Mungkin anda kurang setuju dengan hipotesis saya bahwa Judi Togel sengaja dipelihara. Sayapun berharap hipotesis ini tak terbukti.  Lalu Apa sebenarnya Judi Togel? Judi togel yaitu judi pengundian nomor yang meliputi empat digit, tiga digit atau dua digit angka. Judi ini sangat digemari masyarakat menengah kebawah karena hanya dengan modal seribu rupiah berpeluang mendapat jutaan rupiah.
            Masalah kemudian muncul saat permainan ini dianggap meresahkan masyarakat. Polisi sebagai pengayom masyarakat diharapkan menangkap oknum warga yang terbukti melakukan permainan ini. Keanehan mulai muncul manakala hanya Bandar-bandar togel kelas “teri” yang ditangkap, tak pernah Bandar togel kelas kakap yang tertangkap.
Sangat berbanding terbalik dengan pemburuan teroris yang bisa menangkap hingga akar-akarnyas. Secara organisasi, kelompok teroris jelas lebih rapih dibanding kelompok judi togel namun mereka berhasil tertangkap hingga “gembong”nya. Mungkinkah ada “pelicin” dari bandar judi besar sehingga mereka selalu aman.  Haruskah dibentuk detasemen khusus anti judi!
Pekan lalu seorang Kapolsek di Sumatra Utara tewas setelah menggrebek bandar judi togel. Semoga kejadian ini pertanda polisi memang serius membasmi judi togel. Maju terus POLRI, Semoga semakin profesional!