Mahalnya
bawang merah dan
bawang putih akhir-akhir ini semakin memperlihatkan pertanian kita belum
berhasil. Ditambah lagi harga cabai yang mulai merangkak naik. Apapun
penyebabnya, pemerintah merupakan pihak yang paling layak bertanggungjawab.
Luasnya lahan, sinar matahari sepanjang tahun dan banyaknya tenaga ahli petanian
belum mampu memenuhi kebutuhan pertanian kita. Tak sepantasnya kita
mencari kambing hitam. Pemerintah, petani, akademisi serta semua pihak terkait
hendaknya bersatu mencari solusi terbaik.
Sebelum
komoditas bawang
merah naik, banyak petani bawang
di Brebes mengeluh minimnya penghasilan karena biaya operasional tak sebanding
dengan harga jual bawang. Merekapun memutuskan mata pencaharian lain yang lebih
menguntungkan. Disaat harga bawang
dan cabai mahal mereka tak merasakan keuntungan karena sebelumnya telah
memutuskan berganti pekerjaan. Setelah bawang mahal mereka baru mulai menanam
bawang kembali. Apakah harga bawang tetap tinggi pasca mereka panen?
Sarjana Pertanian Banting Stir
Pihak
akademisi juga harus
bertanggungjawab. Banyak sarjana pertanian tidak mengaplikasikan ilmu merereka
dan mereka lebih memilih profesi lain seperti pegawai Bank, jurnalis dan lainnya.
Tentu ini tak murni salah mereka,
tingginya biaya pendidikan menuntut mereka mencari pekerjaan apapun demi mendapatkan uang dan membanggakan orang tua.
Pihak
pemerintah sebagai pembuat kebijakan dituntut mengatasi masalah ini dengan bijak. Berikan para
Sarjana Pertanian suatu stimulan supaya mereka mau memajukan pertanian
Indonesia. Andai kita komit mengelola pertanian,
bukan mustahil kita akan merajai pertanian
dunia karena semua potensi pertanian ada di negeri
ini.
selain galau juga dilemastis kayaknya bang, sebab banyaknya kasus-kasus penyitaan tanah petani bahkan berujung pada tindakan refresip. kasus kebumen kemarin tentu masih teringat jelas dalam benak kita....
BalasHapusIya mas,semoga pemerintah semakin berpihakke petani
Hapus