Sabtu, 06 April 2013

Wali Murid Dipaksa Miskin

Hampir semua mahasiswa reguler berharap mendapat beasiswa. Berbagai pintu beasiswapun tersedia oleh pemerintah maupun swasta. Tiap beasiswa mensyaratkan calon penerima beasiswa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan tiap pemberi beasiswa berbeda-beda diantaranya Harus memenuhi IPK tertentu, aktif Organisasi, berprestasi dibidang olahraga maupun akademik, ataupun dari keluarga tidak mampu yang dibuktikan dengan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu).
            Dikti (Direktorat perguruan tinggi) mewakili pemerintah memberikan berbagai beasiswa, diantaranya BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) dengan syarat IPK minimal 2,5 (skala 4) dan PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dengan IPK minimal 3,0 (skala 4). Tentunya hal ini sangat memberi efek positif pada mahasiswa calon penerima beasiswa, sehingga mereka lebih terpacu lebih giat belajar, berorganisasi, dan berprestasi dibidang akademik maupun nonakademik.
Masalah mulai muncul mana kala Dikti mensyaratkan penerima beasiswa PPA harus menyertakan SKTM. Selain itu mereka juga harus berIPK diatas 3,00 (Skala 4). Sebagian kalangan mahasiswa beranggapan bahwa beasiswa ini mengajarkan mahasiswa “memiskinkan diri” karena banyak penerima PPA yang berasal dari keluarga mampu terpaksa membuat SKTM untuk mendapatkan beasiswa. Beasiswa ini merupakan indikasi bahwa Dikti mengapresiasi kemiskinan mahasiswa bukan prestasi mahasiswa.
Hal ini sangat berbeda dengan kondisi di sebagian negara maju yang sangat malu mengatakan bahwa dia tidak mampu. Semoga di negeri ini masih ada sedikit orang tua idealis yang hanya akan membuat SKTM ketika sudah terpaksa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar